Cat dinding yang sehari-hari kita temui di rumah, kantor, sekolah dan berbagai bangunan lainnya, ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejarah mencatat, cat mulai digunakan jauh sebelum zaman modern dan adanya perkembangan teknologi. Tampaknya, orang telah memiliki keinginan untuk mendekorasi ruang hidup sejak zaman dahulu.
Para ahli arkeologi telah menemukan bahwa di masa pra sejarah, orang telah mewarnai dinding gua tempat tinggalnya. Pada 2003 dan 2004, seorang arkeolog asal Afrika Selatan melaporkan sebuah penemuan berusia 100.000 tahun di Gua Blombos, Afrika dimana orang pada zaman itu telah menggunakan bahan dari campuran ochre (oker: pigmen tanah liat yang biasanya berwarna kuning atau coklat gelap) untuk mewarnai atau melukis di dinding gua mereka.
Ochre – sumber: http://bit.ly/ochre-cat-dinding
Penggalian lebih lanjut di gua Blombos mengungkap bahwa mereka menggunakan material tanah untuk mendapatkan substansi seperti cat primitif. Lukisan-lukisan gua yang digambar dengan oker merah atau kuning, dan juga dari arang diperkirakan sudah dibuat oleh sejak 40.000 tahun yang lalu.
Cat Dinding di Mesir Kuno
Sejak 38.000 sebelum masehi (SM), orang menggunakan cat yang terbuat dari jelaga, tanah, dan lemak hewan untuk menghiasi dinding gua. Dalam masyarakat Mesir kuno (3150-31 SM), orang membuat cat dari berbagai bahan kristal dan batu, timbal, tanah, atau darah binatang dengan minyak atau lemak. Di Mesir telah ditemukan bangunan-bangunan kuno di wilayah Dendera yang memiliki tembok-tembok berwarna cerah, diperkirakan berusia sekitar 2.000 tahun yang lalu. Mereka telah menggunakan enam warna yaitu putih, hitam, biru, merah, kuning, dan hijau.
Lukisan Mesir Kuno – Sumber: http://bit.ly/LukisanMesirKuno
Selain di Mesir, sejarah juga mencatat bahwa masyarakat Romawi dan Yunani telah menggunakan cat dinding yang dibuat dari campuran timah dengan anggur dan cuka.
Cat Dinding di Abad 16-19
Antara tahun 1600-an hingga 1800-an, kebanyakan cat rumah menggunakan cat berbahan dasar minyak atau air. Cat berbahan dasar air banyak digunakan untuk cat dinding dan langit-langit. Sedangkan cat minyak populer digunakan untuk dekorasi kayu dan besi. Namun baik cat berbahan dasar minyak maupun air, pada saat itu keduanya masih menggunakan timbal yang berbahaya bagi kesehatan.
Pada tahun 1718, Marshall Smith menciptakan sebuah mesin yang digunakan untuk memproses berbagai bahan dasar cat di Inggris. Dengan mesin tersebut, Marshall Smith dapat memproduksi pigmen warna dengan efisiensi sehingga bisa menghasilkan produk cat dalam jumlah besar. Di abad ke-18, Inggris tercatat telah menjadi pusat inovasi dan teknologi industri pembuatan cat.
Sejalan dengan revolusi industri di awal abad ke-19, industri cat menggunakan mesin-mesin pabrik bertenaga uap sehingga dapat memproduksi cat dalam skala besar. Hampir pada waktu yang sama, di Eropa ditemukan komposisi baru untuk membuat cat warna dasar (putih), yakni dengan mencampurkan oksida besi sebagai pengganti timah.
Proses pembuatan cat dinding terus berkembang dan juga harganya semakin murah dengan ditemukannya penggunaan minyak biji rami (sejenis tanaman bunga) sebagai zat pengikat (emulsifier) dalam proses pembuatan cat berbahan dasar minyak. Industri ini mencapai titik puncaknya ketika mengecat bukan hanya karena keinginan menciptakan keindahan di rumah, tapi telah menjadi suatu kebutuhan. Beberapa nama produsen cat pun mulai dikenal dunia di akhir tahun 1800an.
Cat Dinding Modern
Di awal abad ke-20, cat rumah mengalami perkembangan signifikan lainnya. Selama Perang Dunia II, minyak biji rami menjadi langka. Menghadapi masalah ini, para ahli kimia mencampurkan alkohol dan asam untuk membuat alkyds (resin buatan). Sintetis ini murah untuk dibuat, bertahan lama, dan unggul dalam mempertahankan warna. Resin buatan ini dengan cepat menggantikan minyak sebagai bahan dasar cat dinding.
Di Indonesia, sejarah industri cat dimulai dari berdirinya Perusahaan Cat dan Tinta Pacific Paint pada tahun 1943. Dimulai dari industri rumahan, Pacific Paint mulai memproduksi cat dekoratif. Dari sebuah pabrik kecil, bisnis Pacific Paint terus berkembang menjangkau berbagai wilayah dari Timur hingga Barat Indonesia.
Produk cat dinding dewasa ini selain memperhatikan kualitas warna dan daya tahan, juga mengutamakan keamanan bagi pengguna. Bagi Pacific Paint, faktor aman bagi kesehatan telah menjadi standar baku setiap produknya. Proses produksi harus aman bagi para pekerja, dan hasil produksi harus aman bagi kesehatan para konsumennya. Semua produk cat dekoratif Pacific Paint bebas timbal dan merkuri, serta rendah VOC.
Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, Pacific Paint telah berkiprah dalam industri cat dinding di negeri ini serta berinovasi dalam mengembangkan produknya hingga menghasilkan cat untuk automotif. Pacific Paint terus berkomitmen memperindah negeri dengan terus mewarnai Indonesia.
Salam warna warni!